Ketika sebuah idealisme hanya menjadi sebuah istilah yang tidak dimaknai lagi menjadi sebuah perjuangan, maka tak akan ada lagi pencapaian dan perbaikan maksimal untuk negeri. Perlu dimaknai dengan sungguh - sungguh bahwa idealisme muda yang berwarna warni janganlah dianggap sebagai bom penghancur masa depan (hanya dimaknai secara singkat). Tidak ada kemajuan yang berarti jika tidak ada perubahan dinamis dari darah muda calon penerus pemimpin dan kontributor bangsa yang selalu memiliki cara untuk mencapai lagitnya masing - masing. Globalisasi kini semakin merasuk ke sumbu kehidupan di berbagai penjuru, bagaimana negeri kita maju jika kita hanya mempercayai dan mengaplikasikan mentah - mentah konsep yang diberikan 'orang tua' kepada kita tanpa menyesuaikan dengan aura kehidupan yang baru. Bagaimana negara kita mau lepas landas dari 'negara berkembang' jika elemen pemuda nya tidak mempunyai idealisme yang kuat untuk mencapai 'langitnya' masing - masing. Bagaimana Indonesia untuk 50 tahun mendatang jika pemudanya hanya menjadi pengikut dan tidak berani lompat membuat JALAN sendiri?!
Sebenarnya banyak pemuda yang mengerti bahwa apa yang mereka pikirkan untuk masa depannya itu benar, namun permasalahannya adalah mereka belum dan tidak BERANI untuk merealisasikannya dengan sepenuh hati. Karena mungkin takut akan mendapat opini - opini atau argumen yang tidak enak dari family atau orang2 terdekat mereka jika nantinya tidak sesuai harapan.
Sebenarnya banyak pemuda yang mengerti bahwa apa yang mereka pikirkan untuk masa depannya itu benar, namun permasalahannya adalah mereka belum dan tidak BERANI untuk merealisasikannya dengan sepenuh hati. Karena mungkin takut akan mendapat opini - opini atau argumen yang tidak enak dari family atau orang2 terdekat mereka jika nantinya tidak sesuai harapan.
Begini ya konsep mudahnya.
Jika disekitar kita banyak lahan kosong, yang 1/10 sudah terisi kolam2 dengan air yang jernih dan stock makanan yang banyak untuk ikan-ikan karena sudah ada pemiliknya dan terawat (pemiliknya adalah ikan paling pertama yang mencebur ke kolam itu). Sedangkan 9/10 nya adalah lahan kolam yang masih kosong yang hanya terisi air saja serta hanya memiliki supply makanan alami dari alam dan minim, namun bebas dieksplorasi oleh siapa saja yang mengingingkan. Kebanyakan ikan tentu memilih kolam yang sudah ada makanan yang melimpah tersebut, karena memang sudah didikan induk semang dari kecil harus tujuannya seperti itu. Ikan2 baru pun juga berpikir demikian yakni ingin mendapatkan jaminan perut. Lambat laun tentu ikan di kolam itu akan semakin banyak sehingga penuh sesak karena menjanjikan makanan. Kemudian terjadi persaingan sengit untuk memperebutkan tempat di kolam yang lambat laun sesak itu, padahal belum tentu si ikan akan merasa nyaman di kolam tersebut. Namun kita bukan ikan, kita manusia, kita memiliki kemampuan menciptakan dan mengorganisir sumber daya.
Jika anda ikan, apakah anda akan memilih kolam yang sudah penuh sesak dan bersaing ketat untuk hidup di kolam tersebut demi mendapatkan jaminan makanan? atau berada di kolam yang luas dan belum berpenghuni dimana ada beberapa sumber daya yang belum tereksplor untuk mendapatkan makanan melimpah ruah dan bisa dibagikan untuk ikan ikan lain? (kita bisa mengatakan kolam ini adalah zona abu - abu, hasil sumber daya yang keluar tergantung cara kita mengelolanya)
tetap ingin berada di kolam pertama (sepersepuluh) ?
Bayangkan beberapa tahun mendatang untuk lahan tersebut jika kebanyakan ikan berpikiran hanya ingin loncat dan tinggal di kolam pertama. Sedangkan sangat minim dan bahkan tidak ada ikan yang ingin loncat ke kolam baru untuk berkembang biak dan mengeksplor disitu. Bukankah hal tersebut merupakan kemalangan untuk si ikan-ikan kecil/baru yang akan diternakan di lahan tersebut? karena tidak ada kolam baru untuk mereka mencari makan. Karena tidak sebandingnya antara pembukaan kolam baru dengan munculnya ikan baru.
Karena tidak seimbangnya antara SUPPLY and DEMAND.
Mohon maaf, saya bertanya lagi (maklum orang galau kurang cerdas jadi selalu tanya2..hehe)
Wahai Kawanku yang berdarah muda, jika anda sudah memiliki skill dan diharuskan memilih, ingin berada di posisi SUPPLY atau pada posisi DEMAND ??
Tiga setengah abad dijajah plus 3.5 tahun, hingga kinipun sebenarnya para VOC abad 21 masih memecut pantat kita untuk mengeruk lahan kita sendiri demi perut mereka. Ehm, royalti PT Freeport untuk pemerintah Indonesia hanya 1% dari awal kontrak 1967 sampai tahun 2041 (jika gagal renew kontrak),semua kaskuser pasti sudah tau itu. Di tahun 2010 saja mereka menjual USD 4,428,000,000 tembaga dan USD 2,287,800,000,000. Totalnya berarti USD 2,292,228,000,000 atau senilai Rp 20,630,052,000,000,000. Juaanccukk...Saya sampai bingung mengejanya dengan bahasa, dan Indo hanya dapat 1% royalti penjualan, silahkan hitung sendiri. Itu hanya 2010. Nah celakanya kalo gagal renew kontrak? lanjut terus 1% sampai 2041. Saya merinding mau itung2ngan berapa banyak yang udah dikeruk dari tahun 1967 sampai sekarang. Kalo saya tegasin ini ke temen kuliah yang asli pribumi sana, mungkin dia bilang...
"haaa.... Betaa mau Tusukk itu semuaa orang freeport sajjaa..tanahh beta dirampok segituu banyakk..!!"
Wahh, repot juga kan kalo gitu ? Ato kawan - kawan sekalian malah setuju ? hehe.. (kemutan mbah Sujiwo Tedjo)
Capek juga nulis, langsung kembali ke topik awal dan ditutup saja dengan pesan terakhir. Soalnya dari tadi ngomong panjang lebar intinya cuma 1 dibawah ini.
Wahai kawanku sebangsa dan setanah air yang telah memiliki idealisme muda dan mantap untuk berwiraswasta demi kemajuan bangsa dan tanah air, KUMOHON JANGAN PADAM!