Satu lagi rasa bangga terhadap kota asal saya Purbalingga dan bikin kangen aja setelah penghargaan sebagai kota Adipura yang telah diraih, disamping pembangunan berbagai infrastruktur yang sangat pesat di kota ku tercinta. Karena sekarang akan dibangun Museum Prasejarah yang menyimpan artefak neolitikum dan batu mulia. Museum ini akan dibangun disebelah museum uang Purbalingga, kawasan Taman Reptil dan Insekta di Kutasari. Wah, nyebut daerah Kutasari jadi keinget sama nyokap nih, yang kerja di BPR Kutasari ^_^. Museum ini kebanyakan akan menyimpan artefak neolitikum dan batu mulia menyusul penemuan batu "Le shang Du Christ" yang fenomenal dan potongan batu peninggalan zaman prasejarah.
Oia, sebelum dilanjutkan mungkin banyak diantara kalian yang tidak tahu dimana kota Purbalingga itu. Terletak di propinsi Jawa Tengah karisidenan Banyumas. Sebelahnya kota Purwokerto. Ya Masih ngapak - ngapak gitu. Masih belum ada gambaran juga? Purbalingga itu kotanya Sumanto sang legendaris kanibal yang sekarang sudah tobat. Pasti tau kan? Kebangetan deh kalo gak tau.
Bupati Purbalingga Bapak Triyono mengatakan bahwa bangunan museum yang akan dibentuk berukuran 12x20 meter dengan biaya Rp 400 juta yang akan dianggarkan pada APBD 2009. Selain menyimpan batu mulia dan artefak neolitikum, museum ini juga menyimpan koleksi wayang di seluruh Indonesia. Sebagai salah satu upaya agar kebudayaan Indonesia tetap terjaga.
Kali ini saya tertarik dengan penemuan batu mulia Lhe Sang Du Christ, disebut juga batu darah kristus atau heliotrope. Karena sejarah memang pernah mencatat kegunaan batu ini sebagai alat untuk mengamati pergerakan matahari. Heliotrope diambil dari bahasa Yunani yang artinya, helios = matahari dan tropos = berputar. Penduduk setempat sering menyebutnya batu Nogo Sui. Ini tergolong batu berkualitas tinggi di jagad batu mulia.
Beberapa waktu lalu, tim geologi dan arkelogi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) dibantu para mahasiswa Fakultas Geologi Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Purwokerto, menemukan batu mulia ini serta puluhan situs lainnya di berbagai wilayah Purbalingga, dan potongan batu hasil buatan manusia zaman prasejarah di daerah aliran Sungai Klawing, serta Desa Dagan, Bobotsari. Nyebut daerah Bobotsari jadi keingetan temen - temen SMA ^_^
Sujatmiko adalah yang pertama meneliti batuan mulia di sungai yang alirannya bermuara ke Sungai Serayu itu. Dosen tamu di Departemen Geologi ITB dari Universitas Jendral Soedirman (UNSOED), Purwokerto, ini pula yang pada Januari lalu menemukan batu panca warna.
Jenis batuan kalsedon hijau ini jauh lebih mulia lagi ketimbang jasper,
karena polesannya yang sekualitas cermin dan bisa ditembus cahaya. Jika batu ini dipecah, akan tampak bercak-bercak bagaikan tetesan atau cipratan darah. Diamati lebih ke dalam lagi, bercak-bercak itu menyatu bagai awan kumulus dengan corak memikat dan warna beragam, antara lain cokelat, kuning, merah, hijau, biru, dan putih (bukan mejikuhibiniu).
Penduduk setempat menyebut batu ini Nogo Sui, dan dipercaya jika memakai atau membawanya akan memiliki kekuatan magis. Karena batu ini dapat menstimulasi kekuatan fisik, keseimbangan dan ketabahan.
Tim tersebut juga menemukan potongan batu - batu buatan manusia jaman prasejarah yang terdapat di sekitar air terjun Desa Dagan, Bobotsari. "Potongan batu yang kami temukan berupa beberapa potong limbah gelang batu berbahan dasar jasper hijau yang berbentuk cakram. Potongan batu ini diperkirakan berasal dari zaman neolitikum atau zaman batu baru," kata Pak Sujatmiko.
Memang selalu saja ada yang menarik dari kota ini disamping perkembangannya yang pesat baik dalam infrastruktur, ekonomi pendidikan dll.
Maju terus Purbalingga! kotane Nyong!
Oia, sebelum dilanjutkan mungkin banyak diantara kalian yang tidak tahu dimana kota Purbalingga itu. Terletak di propinsi Jawa Tengah karisidenan Banyumas. Sebelahnya kota Purwokerto. Ya Masih ngapak - ngapak gitu. Masih belum ada gambaran juga? Purbalingga itu kotanya Sumanto sang legendaris kanibal yang sekarang sudah tobat. Pasti tau kan? Kebangetan deh kalo gak tau.
Bupati Purbalingga Bapak Triyono mengatakan bahwa bangunan museum yang akan dibentuk berukuran 12x20 meter dengan biaya Rp 400 juta yang akan dianggarkan pada APBD 2009. Selain menyimpan batu mulia dan artefak neolitikum, museum ini juga menyimpan koleksi wayang di seluruh Indonesia. Sebagai salah satu upaya agar kebudayaan Indonesia tetap terjaga.
Kali ini saya tertarik dengan penemuan batu mulia Lhe Sang Du Christ, disebut juga batu darah kristus atau heliotrope. Karena sejarah memang pernah mencatat kegunaan batu ini sebagai alat untuk mengamati pergerakan matahari. Heliotrope diambil dari bahasa Yunani yang artinya, helios = matahari dan tropos = berputar. Penduduk setempat sering menyebutnya batu Nogo Sui. Ini tergolong batu berkualitas tinggi di jagad batu mulia.
Beberapa waktu lalu, tim geologi dan arkelogi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) dibantu para mahasiswa Fakultas Geologi Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Purwokerto, menemukan batu mulia ini serta puluhan situs lainnya di berbagai wilayah Purbalingga, dan potongan batu hasil buatan manusia zaman prasejarah di daerah aliran Sungai Klawing, serta Desa Dagan, Bobotsari. Nyebut daerah Bobotsari jadi keingetan temen - temen SMA ^_^
Sujatmiko adalah yang pertama meneliti batuan mulia di sungai yang alirannya bermuara ke Sungai Serayu itu. Dosen tamu di Departemen Geologi ITB dari Universitas Jendral Soedirman (UNSOED), Purwokerto, ini pula yang pada Januari lalu menemukan batu panca warna.
Jenis batuan kalsedon hijau ini jauh lebih mulia lagi ketimbang jasper,
karena polesannya yang sekualitas cermin dan bisa ditembus cahaya. Jika batu ini dipecah, akan tampak bercak-bercak bagaikan tetesan atau cipratan darah. Diamati lebih ke dalam lagi, bercak-bercak itu menyatu bagai awan kumulus dengan corak memikat dan warna beragam, antara lain cokelat, kuning, merah, hijau, biru, dan putih (bukan mejikuhibiniu).
Penduduk setempat menyebut batu ini Nogo Sui, dan dipercaya jika memakai atau membawanya akan memiliki kekuatan magis. Karena batu ini dapat menstimulasi kekuatan fisik, keseimbangan dan ketabahan.
Tim tersebut juga menemukan potongan batu - batu buatan manusia jaman prasejarah yang terdapat di sekitar air terjun Desa Dagan, Bobotsari. "Potongan batu yang kami temukan berupa beberapa potong limbah gelang batu berbahan dasar jasper hijau yang berbentuk cakram. Potongan batu ini diperkirakan berasal dari zaman neolitikum atau zaman batu baru," kata Pak Sujatmiko.
Memang selalu saja ada yang menarik dari kota ini disamping perkembangannya yang pesat baik dalam infrastruktur, ekonomi pendidikan dll.
Maju terus Purbalingga! kotane Nyong!
8 comments:
PERWIRA !!
wah bangunannya aj mahal hampir stgah M...pasti artefaknya mahal ne klo dijual...hihihi
brp harga sebiji batu ijo nya?
pokoke purbalingga !!
tapi masa mung 12x20 ya....
__________________________________________________
kiye bloge kifni|free software & computer tips|Hardware and Gadget Area|belajar java
BANGSAT! =))
:)) ;)) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :l 8-} :)] ~x( :-t b-L x( =))
Ada Taman Prasejarah Leang-Leang dengan berbagai peninggalan warisan budaya dari masa pra sejarah, bahkan taman ini tercatat sebagai salah satu World Heritage yang ditetapkan UNESCO :)
Post a Comment